Things You Should Know: How Minus Glasses Work

Galuh Dipa Bharata
5 min readJul 28, 2020

--

Photo by Bud Helisson on Unsplash

Dulu waktu SD, pas liat ada yang pake kacamata udah beranggapan kalo ini orang pinter, rajin baca, dan menabung. Tapi setelah masuk SMP, stigma itu berubah. Ternyata orang yang pake kacamata gak selalu orang yang pinter dan orang yang pake kacamata gak selalu karna rajin baca.

Pernah bingung kenapa ya, orang harus pake kacamata, terus ada yang jawab karena mata dia minus. Loh trus kenapa sih kalau minus? Ya kata orang-orang yang sudah kasih tau saya ya karena orang tuanya pake kacamata dan kalo mereka gapake kacamata, penglihatannya jadi burem.

Setelah masuk SMP, baru tau nih kenapa orang-orang yang punya mata minus itu harus pake kacamata.

Tentu kita tahu bahwa kacamata yang digunakan pada zaman sekarang bukan hanya untuk memperjelas penghilatan semata, bisa untuk menjaga kesehatan mata contohnya kacamata hitam, sampai peruntukkannya untuk fashion. Tapi pernah gak sih bertanya, orang pertama yang bikin kacamata ini terinspirasi dari mana?

Lukisan karya Tommaso ad Modena pada 1352 di dinding gereja di Treviso

Untuk mencari bukti siapa pencipta pertama kacamata, tentu akan sulit. Karena untuk perkembangannya saja sudah terjadi sejak masa kaisar roma. Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa Benjamin Franklin-lah yang menciptakan kacamata, tapi pada kenyataanya, perkembangan kacamata sudah ada 400 tahu sebelum Benjamin Franklin aktif. Dimulai dengan kaisar Neor yang menggunakan batu Zamrud untuk menonton gladiator, belum ada bukti apakan penggunaan batu zamrud ini adalah untuk menahan sinar matahari atau memang kaisar nero memiliki penglihatan yang buruk.

Seorang ilmuan dari irak, bernama Ibn Al-Haytham adalah ahli dalam bidang cahaya dan mekaisme penglihatan. Beliau mempunyai riset yang ditulis pada sekitar 1027 yang dinamkan kitab al-Manazir atau Buku Optik. Beliau lah yang memberikan saran tentang kaca yang sudah dihaluskan dapat membantu orang yang memiliki penglihatan yang buru.

Nah ternyata di abad ke-13 itu, seseorang yang bernama Roger Bacon membuat tulisan tentang kaca pembesar. Dalam buku itu dijelaskan mekanisme pembesar objek dengan potongan bola kaca. Tapi sejarawan sains bilang kalo Roger ini dapat gagasan dari Ibn Al-Haytham.

Sepintas mengenai sejarah kacamata, sekarang kita berbicara mengenai bagaimana kacamata membantu penglihatan seseorang.

Saat kita melihat martabak, mata sejatinya tidak ‘melihat’ akan tetapi dia adalah tempat untuk masuknya cahaya yang dipantulkan oleh martabak itu sendiri, lalu informasi yang diterima di mata dilanjutkan ke otak untuk diproses, sehingga kita tahu apakah itu martabak manis atau martabak telur.

Agar informasi yang tersampaikan ke otak itu jelas, sejatinya bayangan yang sudah masuk ke mata harus jatuh tepat di retina. Apabila jatuhnya di belakang retina ia akan rabun dekat, fenomena tersebut biasa disebut dengan Hiperopia, biasanya ini disebabkan oleh faktor usia. Berbeda dengan dengan miopi atau rabun jauh, fenomena ini disebabkan oleh bayangan yang jatuh di depan retina, tidak tepat di retina.

Sebenarnya masih banyak masalah yang terjadi pada mata, namun saat ini kita akan fokus pada rabun jauh.

Kebanyakan orang mengetahui bahwa orang yang menggunakan kacamata minus adalah mereka yang matanya rabun jauh atau miopi. Tapi sebagian dari mereka tidak tahu kenapa yang dipakai harus lensa yang minus?

utakatikotak.com

Sebagai penjelaan singkat, inti dari penggunaan lensa minus adalah sebagai pembantu retina, agar bayangan yang sudah masuk mata, jatuh tepat di retina, tidak di bagian depannya.

Penggunaan lensa cekung ini membantu lensa mata seseorang. Penderita miopi memiliki lensa mata yang tidak dapat memipih secara normal untuk menyesuaikan titik fokus cahaya masuk. Penderita miopi ini punya titik maksimal mata yang lebih pendek dibandingkan orang yang normal, begitupun titik dekatnya yang tidak seperti orang normal, yaitu kurang dari 25 cm.

Beberapa orang penderita miopi tidak suka menggunakan kacamata, dengan banyak alasan, ribet, kotor, terlihat seperti kutu buku, bahkan dengan alasan tidak cocok kalau pake kacamata. Dari masalah tersebut manusia menemukan solusinya, yaitu lensa kontak. Ditemukan oleh dokter dan fisiolog jerman, Adolf Eugen Fick.

kumparan.com

Pernah gak berpikir kalau orang-orang dulu itu punya mata yang minus, mereka cara melihatnya bagaimana? Jawabannya adalah dengan batu kaca atau bahkan batu batu zamrud, seperti yang digunakan oleh kaisar Nero dari Roma. Dia menggunakan batu tersebut untuk menyaksikan gladiator, entah untuk melihat dengan jelas pertandingan tersebut atau untuk menjaga matanya dari sinar terik matahari, hal ini belum ada bukti.

historia.id

Sejarah yang panjang ini sangat luas dan sangat menarik untuk diselami, bagaimana manusia dengan perkembangan keilmuannya menemukan sesuatu yang dapat dirasakan manfaatnya hingga saat ini.

Perkembangan kacamata sampai saat ini masih belum selesai, dari bidang teknologi sampai fashion. Saat ini banyak pengembangan yang dilakukan oleh para ilmuan, seperti Smart Glasses atau Kacamata Pintar. Tentu dari bidang fashion dengan brand terkenal masih terus berlomba-lomba untuk memproduksi kacamata yang ‘kekinian’.

Sumber :

--

--